Selasa, 19 November 2013

Hiburan

Sejarah olah raga biliard

B
iliar adalah sebuah cabang olahraga yang masuk dalam kategori cabang olahraga konsentrasi, sehingga sangat dibutuhkan ketahanan dan pemahaman mental yang benar serta harus ditunjang oleh kemampuan fisik yang prima agar mampu berprestasi lebih tinggi dan stabil.
Cabang olahraga ini dimainkan di atas meja dan dengan peralatan bantu khusus serta peraturan tersendiri. Permainan ini terbagi dari beberapa Jenis, antara lain jenis Carom, English Billiard dan Pool. Dapat dimainkan secara perorangan maupun tim.
Sebagai contoh, jenis Carom dimainkan di meja yang tidak memiliki lubang sama sekali. Ini berbeda dengan jenis English Billiard dan Pool yang dimainkan di meja yang memiliki lubang sebanyak 6 buah. Meski sama-sama memilki 6 buah lubang, ukuran atau luas meja antara English Billiar dan Pool pun berbeda, lebih luas meja jenis English Billiard.
Sampai saat ini, tahun 2008, yang sangat berkembang di Indonesia adalah jenis Pool yang itu pun masih terbagi dalam Nomor bola 15, bola 8 dan bola 9. Dahulu di Indonesia, biliar identik dengan olahraga yang selalu dimainkan oleh para lelaki saja. Namun saat ini banyak wanita yang mulai menggemari olahraga biliar. Adalah Bapak Putera Astaman, mantan Ketua Umum PB.POBSI, yang berhasil menaikan Citra Olahraga Biliar, di Indonesia dariSekedar Olahraga Rekreasi menjadi Olahraga Prestasi.
Biliar, jenis Pool telah berkembang menjadi salah satu cabang olahraga yang mampu ikut mengharumkan nama bangsa Indonesia. Contohnya, pada World Pool Championship (kejuaraan dunia biliar jenis pool untuk nomor bola 9) tahun 2006 kemarin, pemain seperti Ricky Yang, M. Zulfikri berhasil masuk ke jajaran 32 besar pemain dunia. Roy Apancho berhasil masuk ke jajaran pemain 64 besar dunia. Apsi Chaniago berhasil masuk ke jajaran pemain 128 besar dunia.
Pada pesta olahraga antar bangsa SEA Games XXIV, 2007 yang lalu, terjadi kejutan peningkatan prestasi secara luar biasa pula pada cabang olahraga Biliar jenis Pool, dengan mampunya diraih Medali Emas nomor bola 8, Wanita Perorangan sekaligus Medali Perak nomor bola 9, Wanita Perorangan oleh seorang Atlet Muda Usia yakni Angeline Magdalena Ticoalu serta Medali Emas nomor bola 9, Pria Perorangan oleh Ricky Yang. 'G



Minggu, 17 November 2013



Sejarah olah raga biliard

B
iliar adalah sebuah cabang olahraga yang masuk dalam kategori cabang olahraga konsentrasi, sehingga sangat dibutuhkan ketahanan dan pemahaman mental yang benar serta harus ditunjang oleh kemampuan fisik yang prima agar mampu berprestasi lebih tinggi dan stabil.
Cabang olahraga ini dimainkan di atas meja dan dengan peralatan bantu khusus serta peraturan tersendiri. Permainan ini terbagi dari beberapa Jenis, antara lain jenis Carom, English Billiard dan Pool. Dapat dimainkan secara perorangan maupun tim.
Sebagai contoh, jenis Carom dimainkan di meja yang tidak memiliki lubang sama sekali. Ini berbeda dengan jenis English Billiard dan Pool yang dimainkan di meja yang memiliki lubang sebanyak 6 buah. Meski sama-sama memilki 6 buah lubang, ukuran atau luas meja antara English Billiar dan Pool pun berbeda, lebih luas meja jenis English Billiard.
Sampai saat ini, tahun 2008, yang sangat berkembang di Indonesia adalah jenis Pool yang itu pun masih terbagi dalam Nomor bola 15, bola 8 dan bola 9. Dahulu di Indonesia, biliar identik dengan olahraga yang selalu dimainkan oleh para lelaki saja. Namun saat ini banyak wanita yang mulai menggemari olahraga biliar. Adalah Bapak Putera Astaman, mantan Ketua Umum PB.POBSI, yang berhasil menaikan Citra Olahraga Biliar, di Indonesia dariSekedar Olahraga Rekreasi menjadi Olahraga Prestasi.
Biliar, jenis Pool telah berkembang menjadi salah satu cabang olahraga yang mampu ikut mengharumkan nama bangsa Indonesia. Contohnya, pada World Pool Championship (kejuaraan dunia biliar jenis pool untuk nomor bola 9) tahun 2006 kemarin, pemain seperti Ricky Yang, M. Zulfikri berhasil masuk ke jajaran 32 besar pemain dunia. Roy Apancho berhasil masuk ke jajaran pemain 64 besar dunia. Apsi Chaniago berhasil masuk ke jajaran pemain 128 besar dunia.
Pada pesta olahraga antar bangsa SEA Games XXIV, 2007 yang lalu, terjadi kejutan peningkatan prestasi secara luar biasa pula pada cabang olahraga Biliar jenis Pool, dengan mampunya diraih Medali Emas nomor bola 8, Wanita Perorangan sekaligus Medali Perak nomor bola 9, Wanita Perorangan oleh seorang Atlet Muda Usia yakni Angeline Magdalena Ticoalu serta Medali Emas nomor bola 9, Pria Perorangan oleh Ricky Yang. 'G




Satanism

B
lack metal was originally a term for extreme metal bands with Satanic lyrics and imagery. However, most of the 'first wave' bands (including Venom, who coined the term 'black metal') were not Satanists and merely used it to provoke. One of the few exceptions was Mercyful Fate singer and Church of Satanmember King Diamond, whom Michael Moynihan calls "one of the only performers of the '80s Satanic metal who was more than just a poseur using a devilish image for shock value".[177]
In the early 1990s, many Norwegian black metalers presented themselves as misanthropic Devil worshippers[179] who wanted to spread hatred, sorrow and evil. Mayhem's Euronymous was the key figure behind this ideology.[178] They attacked the Church of Satan for its "freedom and life-loving" views.[193] The theistic Satanism they espoused was an inversion of Christianity. Benjamin Hedge Olson wrote that they "transform[ed] Venom's quasi-Satanic stage theatrics into a form of cultural expression unique from other forms of metal or Satanism" and "abandoned the mundane identities and ambitions of other forms of metal in favor of religious and ideological fanaticism".[178] Euronymous professed to be in favor of totalitarianism and against individualism, compassion, peace, happiness and fun.[35] When asked why such statements were made to the press, Ihsahn of Emperor said that this "was very much to create fear among people".[60] He added that the scene wanted "to be in opposition to society" and focused "more on just being 'evil' than having a real Satanic philosophy".[61] According to Lords of Chaos, many who knew Euronymous—such as Kjetil Manheim,[65] Vikernes[58] and Blackthorn[194]—say that his "extreme Satanic image" was an act.[195] Mortiis, however, said that Euronymous "was such a devil worshipper you wouldn't believe it",[196] and Metalion (who knew Euronymous since 1985[197] and considered him to be his best friend[198]) said that Euronymous "was always telling what he thought [...] worshipping death and being extreme".[23] Tenebris (allegedly Jon Nödtveidt[199]) from the Misanthropic Luciferian Orderwrote that the Norwegian scene was mainly concerned with ideological Satanism and "vanished with his death in '93".[200] As for the other scene members, Sanna Fridh says that there is no evidence to support their early claims of being Devil worshippers,[201] and Leif A. Lier, who led the police investigation after Euronymous's death, said he and his men had not met one Satanist.[63] Faust said: "For some people it [Satanism] was bloody serious, but to a lot of them it was all a big hype".[202] At the time, bands who were not theistic Satanists were not deemed 'black metal' by Euronymous and some other scene members (like Faust)[9][35] and bands with a Norwegian style, but without Satanic lyrics, tended to use other terms for their music.[161][181][182] Today there are still prominent musicians – such as Infernus,[203] Arioch[204] and Erik Danielsson[205] – who state that black metal bands must be theistic Satanists. Some bands like the reformed Dissection[112][114] and Watain[206] insist that all members must be of the same Satanic belief, whereas Michael W. Ford of Black Funeral[207] and MkM of Antaeus[208] believe black metal must be Satanic but not all band members need to be Satanists. Some bands have moved from Satanism to Paganism; as black metal traditionally is defined by Satanism, "for many 'purist' black metallers, this latter move disqualifies a band as 'black', placing it instead beneath a variety of other modifiers: pagan, Viking, troll, forest, and the like".[209]
Others shun the belief in Satan, seeing it as "Judeo-Christian" in origin,[210][211] and regard Satanists as perpetuating, and playing a part in, the "Judeo-Christian" worldview.[212] Quorthon of Bathory said that he used 'Satan' and 'Satanism' to provoke and attack Christianity. However, with his third and fourth albums he began "attacking Christianity from a different angle", realizing that Satanism is a "Christian product" and seeing them both as "religious hocus-pocus".[211] Nevertheless, some artists use Satan as a symbol or metaphor for their beliefs. This includes LaVeyan Satanists (who are atheist) and others. Vocalist Gaahl, who considers himself a Norse Shaman,[213] said: "We use the word 'Satanist' because it is Christian world and we have to speak their language [...] When I use the word 'Satan', it means the natural order, the will of a man, the will to grow, the will to become the superman".[214] Varg Vikernes called himself a Satanist in early interviews but "now downplays his former interest in Satanism", saying he was using Satan as a symbol for Odin as the 'adversary' of the Christian God.[215] He started seeing Satanism as an introduction to Paganism.[216]












Sejarah Futsal

F
utsal dipopulerkan di Montevideo, Uruguay pada tahun 1930, oleh Juan Carlos Ceriani. Keunikan futsal mendapat perhatian di seluruh Amerika Selatan, terutamanya di Brasil. Ketrampilan yang dikembangkan dalam permainan ini dapat dilihat dalam gaya terkenal dunia yang diperlihatkan pemain-pemain Brasil di luar ruangan, pada lapangan berukuran biasa. Pele, bintang terkenal Brasil, contohnya, mengembangkan bakatnya di futsal. Sementara Brasil terus menjadi pusat futsal dunia, permainan ini sekarang dimainkan di bawah perlindungan Fédération Internationale de Football Association di seluruh dunia, dariEropa hingga Amerika Tengah dan Amerika Utara serta Afrika, Asia, dan Oseania.
Pertandingan internasional pertama diadakan pada tahun 1965, Paraguay menjuarai Piala Amerika Selatan pertama. Enam perebutan Piala Amerika Selatan berikutnya diselenggarakan hingga tahun 1979, dan semua gelaran juara disapu habis Brasil. Brasil meneruskan dominasinya dengan meraih Piala Pan Amerika pertama tahun 1980 dan memenangkannya lagi pada perebutan berikutnya tahun pd 1984.
Kejuaraan Dunia Futsal pertama diadakan atas bantuan FIFUSA (sebelum anggota-anggotanya bergabung dengan FIFA pada tahun 1989) di Sao Paulo, Brasil, tahun 1982, berakhir dengan Brasil di posisi pertama. Brasil mengulangi kemenangannya di Kejuaraan Dunia kedua tahun 1985 di Spanyol, tetapi menderita kekalahan dari Paraguay dalam Kejuaraan Dunia ketiga tahun 1988 di Australia.
Pertandingan futsal internasional pertama diadakan di AS pada Desember 1985, di Universitas Negeri Sonoma di Rohnert Park, California.

Peraturan

Luas lapangan

1.   Ukuran: panjang 25-43 m x lebar 15-25 m
2.   Garis batas: garis selebar 8 cm, yakni garis sentuh di sisi, garis gawang di ujung-ujung, dan garis melintang tengah lapangan; 3 m lingkaran tengah; tak ada tembok penghalang atau papan
3.   Daerah penalti: busur berukuran 6 m dari masing-masing tiang gawang
4.   Titik penalti: 6 m dari titik tengah garis gawang
5.   Titik penalti kedua: 10 m dari titik tengah garis gawang
6.   Zona pergantian: daerah 5 m (5 m dari garis tengah lapangan) pada sisi tribun dari pelemparan
7.   Gawang: tinggi 2 m x lebar 3 m
8.   Permukaan daerah pelemparan: halus, rata, dan tak abrasive

 

 

 

Bola

1.   Ukuran: 4
2.   Keliling: 62-64 cm
3.   Berat: 0,4 - 0,44 kg
4.   Lambungan: 55-65 cm pada pantulan pertama
5.   Bahan: kulit atau bahan yang cocok lainnya (yaitu bahan tak berbahaya)

Jumlah pemain (per tim)

1.   Jumlah pemain maksimal untuk memulai pertandingan: 5, salah satunya penjaga gawang
2.   Jumlah pemain minimal untuk mengakhiri pertandingan: 2 (tidak termasuk cedera)
3.   Jumlah pemain cadangan maksimal: 7
4.   Jumlah wasit: 2
5.   Jumlah hakim garis: 0
6.   Batas jumlah pergantian pemain: tak terbatas
7.   Metode pergantian: "pergantian melayang" (semua pemain kecuali penjaga gawang boleh memasuki dan meninggalkan lapangan kapan saja; pergantian penjaga gawang hanya dapat dilakukan jika bola tak sedang dimainkan dan dengan persetujuan wasit)
8.   Dan wasit pun tidak boleh menginjak arena lapangan , hanya boleh di luar garis lapangan saja , terkecuali jika ada pelanggaran-pelanggaran yang harus memasuki lapangan

Lama permainan[sunting | sunting sumber]

1.   Lama normal: 2x20 menit
2.   Lama istiharat: 10 menit
3.   Lama perpanjangan waktu: 2x5 menit (bila hasil masih imbang setelah 2x20 menit waktu normal)
4.   Ada adu penalti (maksimal 5 gol) jika jumlah gol kedua tim seri saat perpanjangan waktu selesai
5.   Time-out: 1 per tim per babak; tak ada dalam waktu tambahan
6.   Waktu pergantian babak: maksimal 10 menit


 

Copyright @ 2013 Arifin.

Designed by Templateify & Sponsored By Twigplay